PPG TAHAP I TAHUN 2025 - REFLEKSI MODUL 3 FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI
(1) Apakah tujuan Bapak/Ibu menjadi guru sudah
tercapai?
(2) Apa yang Bapak/Ibu harapkan dengan mengikuti
mata kuliah Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Indonesia ini?
1.
Sudah tercapai
2.
Yang saya harapkan
dengan mengikuti mata kuliah Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Indonesia ini
adalah saya harus menambah kapasitas diri untuk terus belajar secara mandiri
agar bisa mengantarkan murid untuk berbudaya dan menjadi merdeka
Setelah membaca naskah
dan melihat video di atas, tuliskan minimal 3 pokok-pokok pikiran Ki Hadjar
Dewantara yang berkaitan dengan tujuan pendidikan, peran guru, serta prinsip
pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
Pokok-pokok pikiran Ki
Hadjar Dewantara yang berkaitan dengan :
1.
Tujuan Pendidikan
Menuntun kodrat anak
untuk membentuk individu yang berbudaya, intelektual, sehat
dan mampu hidup merdeka lahir dan batin
a. Pendidikan
2.
Peran guru
Sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang menyediakan
tuntunan, kepedulian, kasih sayang, yang terfokus kepada minat bakat dan
kemampuan siswa agar berkembang sesuai kodrat yang ada pada anak serta
memberikan dukungan pisikologis (motivasi, inspirasi) dan menyediakan kondisi
yang diperlukan untuk siswa agar bisa berpikir kritis
3.
Prinsip pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
a.
Kemerdekaan siswa untuk belajar
b. Belajar yang ssesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa secara alamiah yang terbentuk dalam dirinya
Setelah menelaah infografis
mengenai Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional, temukan
keterkaitan antara Pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan nasional
dengan konsep pendidikan budi pekerti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara.
1.
Pancasila sebagai Landasan Filosofis Pendidikan
Nasional menjadi pijakan moral dan etika dalam setiap aspek pendidikan.
2. Konsep Pendidikan budi pekerti yang dikemukan ki hajar dewantara menekankan pada melatih karakter anak dalam hal kecerdasan budi pekerti untuk berproses menuju kesempurnaan budi pekerti (memikirkan, merasakan, mempertimbangan setiap prilaku yang akan siswa lakukan)
Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara
tentang Sistem Trisentra , mari melakukan refleksi sesuai dengan konteks
sekolah masing-masing. (1) Bagaimana pola hubungan antar pusat pendidikan dalam
konteks sekolah Bapak/Ibu? (2) Bagaimana memastikan bahwa trisentra pendidikan
di sekolah Bapak/Ibu memiliki visi dan misi yang sama? (3) Apa yang dapat
dilakukan agar tercipta kerjasama yang harmonis antara ke-3 pusat pendidikan?
1.
Bagaimana pola hubungan antar pusat pendidikan dalam konteks
sekolah Bapak/Ibu?
a. Lingkungan
sekolah
b. Lingkungan
keluarga
c. Lingkungan
pergaulan peserta didik
2.
Bagaimana memastikan bahwa trisentra pendidikan di sekolah
Bapak/Ibu memiliki visi dan misi yang sama?
a.
Bersatu dengan selalu menjalin komunikasi
trisentra dengan baik, saling terbuka dan berkelanjutan
b.
Merumuskan bersama-sama terkait visi dan misi sekolah
c.
Fokus pada tujuan bersama
3.
Apa yang dapat dilakukan agar tercipta kerjasama yang harmonis
antara ke-3 pusat pendidikan?
a. Sekolah
:
1) menjadi
perantara antara keluarga dan lingkungan pergaulan anak anak di masyarakat
2) Memfasilitasi
pertemuan orang tua untuk tempat belajar, taman Pustaka dan tempat lainnya
b. Guru
:
1) Menjadi
penasehat untuk keluarga dalam hal pengajaran;
2) Menjadi
penasehat, pembimbing anak-anak
3) Memiliki
visi dan pemahaman yang sama mengenai Pendidikan
4) Menjadi
pembimbing untuk kegiatan luar sekolah: olah raga, kesenian, keputrian, dan
lain-lain;
c. Orang
tua
1) membentuk
majelis orang tua dengan fokus utama pada pendidikan
2) mengusahakan
dana-dana untuk mendukung kegiatan Pendidikan
d. Peserta
didik
1) taat pada peraturan perguruan/sekolah
Dari tayangan video-video di atas, kita
menyadari pentingnya mendidik secara kontekstual dengan menyesuaikan materi dan
strategi pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan zaman peserta didik berada.
Berikan contoh bagaimana Bapak/Ibu dapat menyesuaikan materi dan strategi
pembelajaran dengan konteks peserta didik berada.
MaterI
Laporan keuangan untuk Unit Produksi
sekolah
Strategi
Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project-Based Learning/PjBL)
Kontinyu: Siswa belajar siklus akuntansi yang berkelanjutan dari transaksi hingga laporan,
Konvergen: Siswa mengadopsi teknologi digital (software
akuntansi accurate)
Konsentris: Produk utamanya adalah kearifan lokal
Koneksikan permasalahan Ali
dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya mengenai peran guru,
konsep Catur Pusat Pendidikan, dan Pendidikan yang menyesuaikan dengan Kodrat
Alam dan Kodrat Zaman. Susunlah rencana aksi dan rancangan pembelajaran untuk
Ali. Diskusikan rencana yang dibuat dengan teman sejawat, mintalah masukan dari
teman sejawat untuk merancang pembelajaran yang tepat. Catatlah semua masukan
dan sempurnakan rencana yang telah dibuat.
1.
Guru, wali kelas dan BK akan mengumpulkan
informasi tentang latar belakang siswa ditempat lingkungan sebelumnya
2.
Memberikan informasi berdiskusi kepada orang tua
keadaan sekolah dan sekitarnya
3.
Mengkoneksikan ali dengan teman-teman sekelasnya
untuk empatik dan ramah agar dapat membantu ali dalam kegiatan sehari-harinya
4.
Memberi ruang kepada ali untuk Penyesuaian
keadaan
5. Memberikan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam
Asas Trikon yang dikemukakan
Ki Hadjar Dewantara terdiri dari Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris, dapat
membantu guru dalam menerapkan pembelajaran bermakna yang bagi peserta didik.
Asas ini membantu guru untuk menerapkan pembelajaran yang terbuka sesuai dengan
konteks alam dan zaman, namun tetap mengedepankan identitas diri masing-masing
peserta didik. Berikan contoh penerapan masing-masing asas dalam proses
pembelajaran.
contoh penerapan masing-masing asas dalam proses pembelajaran.
Kontinyu:
Guru memulai dengan konsep dasar
persamaan akuntansi pada jenjang awal, lalu secara bertahap mengembangkan ke
siklus akuntansi penuh (jurnal, buku besar, laporan keuangan) di jenjang
berikutnya. Setiap bab selalu mengulang dan memperdalam
konsep sebelumnya. Misalnya, saat belajar jurnal, selalu diingatkan kembali
konsep debit-kredit dan pengaruhnya pada aset, liabilitas, dan ekuitas.
Konvergen:
Guru tidak hanya mengajarkan
akuntansi manual, tetapi juga mengenalkan aplikasi
akuntansi Accurate. Siswa belajar bagaimana teknologi
mempermudah pencatatan dan pelaporan keuangan.
Konsentris:
Siswa menganalisis laporan
keuangan atau mencatat transaksi dari usaha kecil di sekitar
lingkungan mereka yaitu usaha kerajinan tangan anyaman yang
terbuat dari rotan, mereka melakukan wawancara langsung dengan pemilik usaha.
Setelah membaca materi di
atas, buatlah mindmap tentang urgensi pendidikan nilai dalam merespons fenomena
sosial dan tantangan global. Anda dapat menambahkan referensi lain. Sertakan
poin berikut: 1. Makna pendidikan nilai 2. Alasan pentingnya dalam sistem
pendidikan 3. Kaitan dengan karakter, moral, dan etika sehari-hari 4. Nilai
utama yang perlu ditanamkan 5. Fenomena sosial yang menantang 6. Tantangan
global yang memengaruhi nilai 7. Peran pendidikan nilai dalam membentuk peserta
didik
1. Makna Pendidikan Nilai
Pendidikan Nilai adalah usaha sadar dan terencana
untuk menanamkan, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai tertentu
pada peserta didik, guna membentuk etika, moral, budi pekerti, dan karakter.
Tujuannya adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya ('insan kamil') yang
matang secara intelektual, emosional, spiritual, dan sosial.
2. Alasan Pentingnya dalam Sistem Pendidikan karena
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 mengamanatkan
pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, serta bertanggung jawab.
3. Kaitan dengan Karakter, Moral, dan Etika
Sehari-hari
Jika Nilai adalah Keyakinan dasar tentang apa yang
baik, benar, atau diinginkan, sebagai rujukan pilihan dan tindakan, maka moral
adalah Penilaian baik/buruknya perbuatan berdasarkan kaidah nilai yang berlaku.
Sementara Etika adalah Kajian filosofis sistematis
tentang nilai dan prinsip moral dan Karakter adalah Perwujudan nilai dalam
perilaku konsisten; kepribadian yang dinilai secara moral.
4. Nilai Utama yang Perlu Ditanamkan :
a. Peri-Ketuhanan
mencakup mengakui dan menghormati keberadaan Tuhan Yang Maha Esa serta
menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama
b. Peri
Kemanusiaan mencakup menjunjung tinggi hak asasi manusia, keadilan, dan sikap
saling menghormati.
c. Peri
kebangsaan mencakup mengembangkan semangat nasionalisme dan kebersamaan dalam
keberagaman.
d. Peri
kerakyatan mencakup antara lain mengutamakan kepentingan masyarakat dan proses
musyawarah dan mufakat dalam pengambilan keputusan
e. Peri
keadilan sosial mencakup menjamin kesejahteraan dan pemerataan bagi seluruh
rakyat Indonesia
6. Tantangan Global yang Memengaruhi Nilai :
a. Globalisasi
dan Perubahan Budaya: Membekali kemampuan kritis menyaring pengaruh asing,
memperkuat identitas nasional berbasis Pancasila, dan menumbuhkan kebijaksanaan
kultural.
b. Disrupsi
Teknologi: Mengembangkan literasi digital kritis, menanamkan etika digital,
membangun integritas dan empati online, serta mengarahkan pemanfaatan TIK
secara positif.
c. Konflik
Sosial dan Toleransi: Menanamkan nilai toleransi, penghargaan perbedaan
(Bhinneka Tunggal Ika), mengembangkan empati, keadilan sosial, dan keterampilan
resolusi konflik damai.
d. Krisis
Lingkungan: Membangun kesadaran lingkungan, menanamkan nilai peduli lingkungan,
dan mendorong perilaku pro-lingkungan.
e. Fenomena
Negatif di Sekolah: Mengatasi bullying dan kenakalan remaja dengan membangun
empati, respek, tanggung jawab, disiplin, dan menciptakan lingkungan sekolah
yang positif.G
7. Peran Pendidikan Nilai dalam Membentuk Peserta
Didik :
a. Berkarakter
Kuat: Punya integritas dan tanggung jawab.
b. Toleran:
Menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan.
c. Tahan
Banting Moral: Enggak gampang terpengaruh hal negatif.
d. Berpikir
Kritis & Bijaksana: Bisa nyaring informasi dan ambil keputusan tepat.
e. Aktif
& Positif: Berkontribusi untuk masyarakat.
f. Jaga
Identitas Bangsa: Tetap pegang teguh nilai Pancasila di tengah gempuran global.
g. Siap
Bersaing: Cerdas dan bermoral dalam persaingan global.
Diskusikan dengan teman sejawat apa yang akan
terjadi apabila tidak ada kesamaan nilai antara warga sekolah. Gunakan
pertanyaan berikut untuk memulai diskusi: 1. Apakah ada perbedaan pandangan
antara orang tua, peserta didik, dan guru tentang pendidikan nilai? 2. Apa yang
mungkin terjadi apabila nilai yang dimiliki sekolah berbeda dengan nilai-nilai
yang diajarkan orang tua peserta didik di rumah? 3. Apa yang dapat dilakukan
untuk menjembatani perbedaan nilai ini?
1. ada
perbedaan
2. Apa
yang mungkin terjadi :
a.
Bisa saja muncul konflik antara guru dan orang tua
mengenai cara mendidik anak.
b.
Perilaku Negatif Peserta Didik
c.
Penurunan Kepercayaan orang tua kepada sekolah atau
sebaliknya
3. Yang
dilakukan untuk menjembatani :
a. Saling komunikasi dan berkelanjutan
b. Seiring sejalan dengan Visi Misi dan Nilai Sekolah
c. Keterlibatan Orang Tua dalam Program Sekolah
d. Pembiasaan dan Keteladanan:
Setelah menelaah informasi, lakukan refleksi
berdasarkan praktik mengajar Bapak/Ibu di sekolah. Tuliskan jawaban dari
pertanyaan berikut: 1. Bagaimana Bapak/Ibu mengaitkan nilai nasional dan
universal dengan konteks sekolah? 2. Apa pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan
strategi internalisasi nilai dari referensi yang dipelajari? 3. Apa yang bisa
Bapak/Ibu dan sekolah lakukan agar proses ini berjalan efektif?
Bagaimana Bapak/Ibu mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks
sekolah ?
a.
Nilai Kejujuran dan
Integritas,
b. Nilai Tanggung Jawab: saya selalu menyoroti tanggung jawab seorang akuntan
untuk memastikan semua data tercatat dengan benar dan sesuai standar.
c. Nilai Disiplin dan Ketelitian:
Akuntansi sangat menuntut kedisiplinan
dalam pencatatan dan ketelitian
dalam perhitungan. Kesalahan kecil bisa berakibat fatal.
d. Nilai Keadilan: Saat membahas
tentang distribusi laba atau alokasi biaya, saya mengaitkannya dengan nilai keadilan. Bagaimana akuntansi
memastikan bahwa semua pihak mendapatkan haknya sesuai porsi, dan bagaimana
data akuntansi bisa digunakan untuk mengambil keputusan yang adil. Ini relevan
dengan nilai keadilan dalam Pancasila.
e. Nilai Gotong Royong/Kolaborasi:
penyelesaian studi kasus atau proyek kelompok nilai gotong royong dan kolaborasi sangat ditekankan.
f.
Nilai Nasionalisme (Cinta
Produk Dalam Negeri): Saat menganalisis laporan keuangan
disekitar lingkungan sekolah. Ini secara tidak langsung menumbuhkan rasa bangga terhadap daerah sekitar
Apa
pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan strategi internalisasi nilai dari
referensi yang dipelajari?
b. Studi Kasus Berbasis Etika: Saya sering
menggunakan studi kasus etika akuntansi yang diambil dari berita atau
contoh buku. Misalnya, kasus contoh penyelewengan dana. Kami mendiskusikan mengapa
itu terjadi, apa dampaknya, dan bagaimana seharusnya seorang
akuntan bertindak.
c.
Proyek
Simulasi Bisnis Kecil: Saya sering memberikan proyek simulasi pendirian usaha
kecil (misalnya jualan makanan di kantin sekolah atau online). Dalam
proyek ini, mereka menghadapi langsung pentingnya kejujuran (dalam
melaporkan laba rugi), tanggung jawab (dalam mengelola keuangan), dan disiplin
(dalam mencatat setiap transaksi). Pengalaman langsung ini jauh lebih efektif
daripada hanya teori.
.Apa yang bisa Bapak/Ibu dan sekolah lakukan
agar proses ini berjalan efektif?
Mengidentifikasi nilai
utama → Melatih guru dalam strategi internalisasi → Menerapkan dalam
pembelajaran → Mengevaluasi efektivitas → Melibatkan orang tua dan masyarakat.
a.
Saya akan bekerja sama dengan tim
kurikulum untuk memastikan nilai-nilai utama (kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, etika) secara eksplisit disebutkan dan diintegrasikan dalam setiap
modul pembelajaran akuntansi, bukan hanya sisipan.
- Saya akan lebih
sering menggunakan studi kasus nyata
- Saya akan lebih ketat dalam pengawasan saat ujian atau
tugas individual untuk mencegah kecurangan, dan memberikan penghargaan bagi
siswa yang menunjukkan integritas tinggi.
- Memanfaatkan video singkat, infografis, atau podcast
tentang profil akuntan berintegritas atau kasus-kasus etika untuk membuat
pembelajaran lebih menarik dan relevan.
- Memberikan bimbingan khusus bagi siswa yang menunjukkan
kecenderungan kurang disiplin atau kurang teliti, bukan hanya menghukum
tetapi juga membantu mereka memahami nilai di balik aturan tersebut.
Berdasarkan video yang Bapak/Ibu simak, bagaimana respon atau
pendapat Bapak/Ibu terhadap program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat? Sebagai
guru, bentuk dukungan apa yang dapat Bapak/Ibu berikan agar Gerakan 7 Kebiasaan
Anak Indonesia Hebat ini berjalan dengan baik?
1.
Saya merespon positif terhadap peluncuran 7
kebiasaan baik ini
2.
Bentuk dukungan yang akan diberikan agar
gerak 7 kebiasaan anak Indonesia sehat ini berjalan baik :
a.
Secara kontinyus mempraktikkan dalam
keseharian saya disekolah
b.
Pembiasaan diri dikelas
c.
Pada pembelajaran akuntansi saya
akan memberikan pemaham tentang pengelolaan uang pribadi khususnya peserta
didik yang mengkost agar bisa mengelola keuangan dengan baik
d.
Berdiskusi bersama dengan orang tua
untuk bersama-sama melakukan 7 kebiasaan baik dirumah maupun disekolah
e.
Mereview Kembali sejauh mana mereka
telah menerapkan kebiasaan ini
1. Siapa yang bertanggungjawab dalam pendidikan nilai di
sekolah? Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti? Guru Pendidikan Pancasila?
Atau semua guru, apapun mata pelajarannya?
2. Peran apa yang dapat Bapak/Ibu lakukan dalam pendidikan
nilai?
3. Strategi apa yang akan Bapak/Ibu gunakan sebagai bentuk
komitmen dalam menjalankan hasil pembelajaran dari materi ini?
1.
tanggung jawab bersama seluruh warga
sekolah.
2. Sebagai figure yang dilihat, didengar dan ditiru oleh
peserta didik setiap hari
Sebagai fasilitator dan isnpirator
Sebagap guru yang memiliki kebiasaan baik
Sebagai penguat atas budaya sekolah
Sebagai orang yang menjembatai antara sekolah dan rumah
3.
Memperkuat Keteladanan dan Konsistensi Diri
Mengintegrasikan Nilai dalam Konteks Pembelajaran
Aktif dan Kolaboratif
Membangun Kesadaran Kritis terhadap
Pergeseran Nilai
Menguatkan Kolaborasi dengan Lingkungan
Sekolah dan Keluarga
·
Aksi Nyata - Makna, Urgensi dan Strategi
Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional
Kemudian, setelah Anda melakukan Aksi Nyata dengan menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda dapat menjawab pertanyaan reflektif
berikut:
Setelah mempelajari topik ini, Apa yang menjadi komitmen
Bapak/Ibu dalam menerapkan pendidikan nilai dalam kehidupan pribadi dan
kegiatan pembelajaran?
Dalam Kehidupan Pribadi
- Menjadi Teladan: Saya
berkomitmen untuk senantiasa menunjukkan nilai-nilai positif seperti
integritas, kejujuran, tanggung jawab, empati, dan rasa hormat dalam
setiap tindakan dan interaksi saya sehari-hari. Saya percaya bahwa
keteladanan adalah metode pembelajaran nilai yang paling efektif.
- Refleksi Diri Berkelanjutan:
Saya akan secara rutin merefleksikan nilai-nilai yang saya pegang dan
bagaimana saya menerapkannya. Ini termasuk mengidentifikasi area-area di
mana saya dapat meningkatkan praktik nilai-nilai tersebut, serta belajar
dari setiap kesalahan atau kekurangan.
- Pengembangan Diri: Saya
akan terus memperdalam pemahaman saya tentang berbagai nilai dan
relevansinya dalam konteks kehidupan modern. Ini bisa melalui membaca,
berdiskusi, atau mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan
karakter dan etika.
- Berpartisipasi Aktif: Saya
akan berusaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau komunitas
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kemanusiaan.
Ini adalah cara untuk secara aktif mengamalkan nilai-nilai yang saya
yakini.
Dalam Kegiatan Pembelajaran Jurusan Akuntansi
- Menekankan Etika Profesi Sejak Dini:
Saya akan mengintegrasikan kode
etik profesi akuntan dalam setiap mata kuliah, bukan hanya
sebagai teori, tetapi juga melalui studi kasus nyata. Saya akan mendorong
diskusi tentang dilema etika yang sering dihadapi akuntan, seperti konflik
kepentingan, penipuan, atau tekanan untuk memanipulasi laporan keuangan.
- Membentuk Pola Pikir Kritis dan
Skeptisisme Profesional: Saya akan melatih mahasiswa untuk
mengembangkan pemikiran
kritis dan skeptisisme profesional. Ini berarti mendorong
mereka untuk tidak hanya menerima data apa adanya, tetapi untuk
menganalisis, mempertanyakan, dan memverifikasi informasi dengan cermat,
yang sangat penting dalam audit dan pencegahan penipuan.
- Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem-Based Learning): Saya akan menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah yang melibatkan skenario dunia nyata di mana
mahasiswa harus menerapkan prinsip akuntansi dan nilai-nilai etika untuk menemukan
solusi. Contohnya, kasus-kasus pelanggaran etika atau kecurangan akuntansi
dapat dianalisis untuk memahami konsekuensinya.
- Mendorong Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan: Selain profit, saya akan menekankan peran
akuntan dalam mendorong tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Ini bisa melalui
pembahasan tentang akuntansi keberlanjutan (sustainability accounting),
pelaporan ESG (Environmental, Social, and Governance), dan bagaimana
akuntan dapat berkontribusi pada praktik bisnis yang etis dan
berkelanjutan.
- Membangun Lingkungan Belajar yang
Transparan dan Kolaboratif: Saya akan menciptakan suasana
kelas di mana mahasiswa merasa aman untuk bertanya, berdiskusi, dan bahkan
mengakui kesalahan tanpa takut dihakimi. Saya juga akan mendorong kolaborasi dalam proyek
kelompok untuk menumbuhkan nilai-nilai kerja sama, saling menghargai, dan
integritas dalam tim.
Mengapa perlu ada kode etik guru :
1.
Pedoman prilaku dan etika serta arah Kompas
moral bagi guru
2.
Menjaga profesionalisme
3.
Menjaga martabat guru
4.
Melindungi hak guru
5.
Kontrol
Harapan dengan mempelajari materi ini ;
1.
Mendorong kepatuhan terhadap kode etik guru
2.
Mampu menjalankan kode etik guru
3.
Lebih peka terhadap hak dan kewajiban sebagai
seorang guru
4.
Membangun hubungan yg harmonis, baik guru dengan
siswa, guru dengan guru maupun guru dengan atasan.
Tuliskan 11 etika dasar yang
digagas dalam tulisan di atas. Pahami dan resapi etika-etika prinsip yang harus
dijunjung tinggi guru sebagai pendidik. Renungkan bagian mana yang masih
menjadi tantangan untuk diwujudkan oleh Bapak/Ibu.
1. Integritas
intelektual
2. Integritas
Kejuruan
3. Keberanian
moral
4. Mendahulukan
kepentingan orang lain
5. Tidak
berpihak
6. Memiliki
wawasan kemanusiaan
7. Memikul
tanggung jawab
8. Kerendahan
hati
9. Kolegialitas
10. Kemitraan
11. Tanggung
jawab dan aspirasi profesi
Setelah merumuskan rencana
tindakan yang dapat dilakukan untuk menegakkan kode etik guru, lanjutkan
diskusi dengan mengidentifikasi tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi dalam
upaya menegakkan kode etik guru di atas. Tuliskan paling tidak 5 tantangan dan
rumuskan solusi dan langkah aktif yang yang dapat dilakukan untuk mengatasi
tantangan tersebut.
5 tantangan utama dalam upaya menegakkan kode etik guru:
- Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran Guru
akan Kode Etik.
- Tekanan dari Berbagai Pihak (Orang Tua,
Sekolah, Komunitas).
- Lemahnya Mekanisme Pengawasan dan Sanksi.
- Kesenjangan Antara Idealitas Kode Etik
dengan Realitas Lapangan.
- Perkembangan Teknologi dan Media Sosial.
Solusi dan Langkah Aktif untuk Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan di atas, diperlukan langkah-langkah proaktif dan
sistematis:
1. Peningkatan
Sosialisasi dan Pelatihan Berkelanjutan:
- Solusi: Mengadakan program sosialisasi dan pelatihan rutin
yang tidak hanya mengenalkan isi kode etik, tetapi juga membahas studi
kasus nyata, diskusi kelompok, dan simulasi dilema etis. Ini akan
membantu guru memahami aplikasi kode etik dalam konteks sehari-hari.
- Langkah Aktif:
- Mewajibkan
pelatihan etika profesi
bagi guru baru dan pelatihan penyegaran berkala untuk guru senior.
- Membentuk
forum diskusi etika di
tingkat sekolah atau gugus KKG/MGMP untuk berbagi pengalaman dan mencari
solusi bersama.
2. Membangun
Sistem Dukungan dan Perlindungan bagi Guru:
- Solusi: Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
di mana guru merasa aman untuk melaporkan tekanan atau pelanggaran tanpa
takut diintimidasi. Perlu ada mekanisme yang jelas untuk melindungi guru
yang bertindak sesuai etika.
- Langkah Aktif:
- Membentuk
tim mediasi atau konseling etika
di tingkat sekolah/dinas pendidikan untuk membantu guru menghadapi
dilema atau tekanan.
- Menyediakan
saluran pengaduan yang aman dan rahasia
bagi guru yang merasa tertekan untuk melanggar kode etik.
3. Penguatan
Mekanisme Pengawasan dan Penegakan Sanksi:
- Solusi: Merumuskan mekanisme pengawasan yang transparan dan
adil, serta sistem
sanksi yang proporsional dan konsisten untuk pelanggaran
kode etik. Penegakan harus adil tanpa pandang bulu.
- Langkah Aktif:
- Membentuk
Dewan Kehormatan Guru (DKG)
di tingkat daerah atau nasional yang independen dan berwenang menangani
kasus pelanggaran etik.
- Mensosialisasikan prosedur pengaduan dan
jenis sanksi agar semua pihak memahami konsekuensinya.
4. Mendorong
Budaya Organisasi yang Berbasis Etika:
- Solusi: Mendorong kepemimpinan sekolah dan dinas pendidikan
untuk menjadi teladan dalam penegakan kode etik.
Membangun budaya organisasi yang menjunjung tinggi integritas,
transparansi, dan akuntabilitas.
- Langkah Aktif:
- Kepala
sekolah dan pengawas harus aktif
menginternalisasi nilai-nilai kode etik dalam kebijakan
dan praktik harian mereka.
- Melakukan
evaluasi internal berkala
terhadap penerapan kode etik di lingkungan sekolah.
5. Edukasi
Literasi Digital dan Etika Bermedia Sosial:
- Solusi: Memberikan pelatihan khusus tentang etika bermedia
sosial bagi guru, serta bagaimana memisahkan kehidupan
pribadi dan profesional di ranah digital.
- Langkah Aktif:
- Mengadakan
workshop tentang jejak digital (digital
footprint) dan dampaknya terhadap citra profesional
guru.
- Mendorong
guru untuk menggunakan
platform komunikasi resmi sekolah atau organisasi
profesi untuk hal-hal terkait pekerjaan.
Pasang infografis kode etik profesi guru di
tempat yang mudah dilihat semua guru sebagai simbol komitmen menjunjung tinggi
etika profesi. Tuliskan refleksi Bapak/Ibu setelah mempelajari materi ini dalam
kerangka 4F berikut:
1.
Facts (Fakta): Fakta
atau konteks nyata terkait materi
Materi kode etik guru ini menyajikan seperangkat norma
dan pedoman perilaku yang harus ditaati oleh setiap insan yang berprofesi
sebagai pendidik. Saya memahami bahwa kode etik ini bukan sekadar aturan
formal, melainkan pondasi moral dan etika yang esensial untuk menjaga martabat
profesi guru dan kualitas pendidikan
2.
Feeling (Perasaan):
Perasaan setelah mempelajari materi
Setelah mempelajari materi ini, saya merasakan
perpaduan antara
1.
rasa kagum, karena begitu
mulianya peran guru
2.
tanggung jawab yang mendalam,
menyadari begitu besarnya tanggung jawab yang dipikul seorang guru
3.
kekhawatiran, tantangan yang
akan dihadapi dalam menegakkan kode etik
3.
Finding (Temuan): Hikmah
atau pelajaran yang diperoleh
a.
Kode etik merupakan
Kompas moral yang sangat penting bagi guru
b.
Profesionalisme bukan
hanya keterampilan, tetapi juga karakter
c.
Perlindungan untuk semua
warga sekolah
4.
Future (Masa Depan):
Tindakan ke depan sebagai pendidik
a.
Mengamalkan kode etik
b.
Menjadi teladan etika
c.
Mendrong budaya etika di
lingkungan sekolah
Untuk setiap kasus di atas,
jawablah pertanyaan berikut: 1. Apakah terjadi pelanggaraan kode etik profesi
guru oleh guru yang ada dalam kasus tersebut? 2. Prinsip kode etik apa yang
dilanggar oleh guru pada kasus tersebut? 3. Langkah pencegahan apa yang dapat
dilakukan agar hal ini tidak terulang lagi?
Kasus 1
Prinsip kode etik yang
dilanggar :
1. Kejujuran
2. Kepercayaan
3. Profesionalisme
4. Transparasi keuangan
Langkah pencegahan
1. Pengelolaan tabungan yang transparan dan jelas
2. Adanya laporan berkala
3. Pembuatan rekening atas nama siswa
4. Pengawasan
Kasus 2
Prinsip kode etik yang
dilanggar :
1. Objektivitas
2. Transparasi
3. Citra profesi
Langkah pencegahan
1.
Kebijakan sekolah terkait penerimaan hadiah
2.
Edukasi dan sosialisai Kembali terkait kode etik
3.
Membiasakan diri untuk membangun profesionalisme
4.
Bereikan sanki dan pengawasan
5.
"Setelah menganalisis
keterkaitan antara materi dalam keseluruhan Modul Filosofi Pendidikan dan
Pendidikan Nilai, tuliskan komitmen Bapak/Ibu dalam kaitannya dengan mata
kuliah Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai ini.
Komitmen saya dalam kaitannya
dengan mata kuliah Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai ini adalah :
1. Menciptakan
lingkungan belajar yang berkarakter dan menggembirakan
2. Menjunjung
tinggi kejujuran, itegritas dan profesionalisme
3. Menginternalisasikan
nilai-nilai Pancasila, kearifan local
4. Aktif
sebagai agen pelestarian budaya dan nilai luhur bangsa
5. Reflksi
diri secara kontiyu
Setelah mempelajari
keseluruhan materi dari Topik 1 sampai Topik 3, mari kita melakukan refleksi
secara menyeluruh.
Inspirasi pembelajaran apa
yang Bapak/Ibu dapatkan dari materi ini?
1. Fondasi utama dalam kode etik guru adalah kejujuran
2. Guru menjadi panutan dalam aspek apapun
3. Menjadi tau mana Batasan dan profesionalisme dalam berinteraksi
Praktek-praktek pembelajaran
apa yang masih perlu dievaluasi?
1. Praktik penilaian dan evaluasi peserta didik yang harus objektif
2. Interaksi guru dengan peserta didik dan orang tua
3. Pengelolaan kelas agar disiplin
4. Pengembangan materi dan metode pembelajaran
Rumuskan hasil refleksi dalam kerangka lampu lalu lintas (Traffic Light).
Merah - Stop Saya akan berhenti
melakukan …
1. Menggunakan bahasa atau sikap yang merendahkan,
menghakimi, atau tidak menghargai martabat peserta didik,
meskipun dalam situasi penegakan disiplin.
2. Saya
akan menghentikan segala bentuk komunikasi yang bisa melukai psikologis siswa
3. Membiarkan praktik penegakan disiplin yang
tidak konsisten atau tidak adil di dalam kelas.
Kuning - Ready and Start Saya
akan mulai melakukan…
1. Mengembangkan metode pembelajaran dan penegakan
disiplin yang lebih partisipatif dan mendidik
2. Meningkatkan komunikasi proaktif dan
terstruktur dengan orang tua mengenai perkembangan belajar dan
karakter siswa, tanpa menunggu adanya masalah.
3. Melakukan refleksi diri secara rutin dan
meminta umpan balik dari rekan sejawat atau atasan mengenai
praktik-praktik pengajaran saya, khususnya terkait objektivitas penilaian dan
interaksi.
Hijau - Continue Saya akan
terus melakukan …
1. Menjunjung
tinggi arti kejujuran
2. Berperan
aktif sebagai teladan positif baik dalam sikap, perkataan dan perbuatan
3. Berlaku
adil secara merata kepada peserta didik
4. Membangun
komunikasi secara terbuka tanpa harus membedakan suku, agam dan ras
5. Menjaga
profesionalisme
Komentar