PPG TAHAP I TAHUN 2025 - REFLEKSI MODUL 2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

 Bapak dan ibu guru sebelum mengajar, bagaimanakah cara Anda mengidentifikasi emosi diri dan menjaga relasi dengan orang lain sehingga penerapan CASEL dapat dilaksanakan dengan baik?

 cara mengidentifikasi emosi saya :

1. memperhatikan sinyal fisik tubuh saya untuk persiapan mental dan emosi

2. Menghubungkan sinyal fisik tubuh saya dengan kesadaraan diri untuk merespon emosi

3. Refleksi kesadaran diri apa yang membuat emosi saya muncul, pemicunya dan menghadirkan respon positif

 Cara mengidentifikasi emosi diri saya dengan menjaga relasi dengan orang lain :

1. Mengamati reaksi emosi saya ketika berbicara dengan relasi

2. Memperhatikan respon dari relasi, dengan begitu saya dapat mendeteksi sedang merasakan emosi

3. Menjaga reaksi emosi saya dan respon dari relasi untuk merefleksi diri agar dapat menjaga hubungan yang sehat

  

Bagaimana Anda sebagai guru memandang pentingnya CASEL dalam pembelajaran di kelas?

CASEL dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam memproses dirinya menjadi pribadi yang lebih baik, tumbuh berkembang memproses diri menjadi pribadi yang dewasa dengan memahami emosi, mengatur emosi, pemikiran dan perilaku mereka dalam menghadapi situasi dan memikirkan segala resiko ketika mengambil keputusan yang terbaik

 

Setelah mengetahui konsep CASEL, bagaimana Anda mengembangkan aktivitas yang mengakomodasi CASEL dalam pembelajaran Anda di kelas bila Anda dihadapkan pada kasus tertentu?

Siswa nyontek tugas temannya,

Aktivitas yang coba kembangkan :

1. Membangun kesadaran diri dengan mengajak sisw untuk merefleksikan diri bahwa menyontek adalah tindakan ketidak jujuran

2. kesadaran sosial bahwa dengan menyontek tugas teman akan memberikan dampak buruk kepada diri sendiri dan orang lain

3. Memanajemen diri agar berprilaku jujur dan tidak curang, ketika ada kesulitan dalam mengerjakan lebih baik bertanya atau mencari bantuan kepada teman

4. pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan menghindari menyontek, siswa harus menanamkan integritas dalam diri

 

Menurut Anda, mengapa penting mempertimbangkan kondisi peserta didik dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional?

karena siswa memiliki latar belakang yang beragam, bermacam-macam, emosi yang berbeda-beda, lingkungan sosial yang berbeda-beda, minat, bakat dan gaya belajar yang berbeda-beda pula, menerapkan pembelajaran sosial emosional menurut saya akan meningkatkan ke efektifan siswa dalam keterlibatannya dalam proses pembelajaran, dapat mengoptimalkan hasil yaitu prilaku menjadi lebih baik dan lebih siap dalam menghadapi tantangan

 

Bagaimana Anda memandang pentingnya penyusunan rancangan pembelajaran berbasis pembelajaran sosial emosional?

Mengapa penting penyusunan rancangan pembelajaran PSE :

1. Sebagai acuan guru untuk melaksanakan kegiatan, baik kegiatan pendahuluan, kegiatan inti maupun kegiatan penutup

2. Pembelajaran akan lebih terarah, sistematis dan terstruktur

3. Memberikan panduan arah dan tujuan pembelajaran yang diinginkan

4. Sebagai evaluasi selanjutnya dan mengukur indikator keberhasilan bagi guru.

 

Menurut Anda, gambaran penerapan CASEL dalam pembelajaran sosial emosional di kelas seperti apa?

Gambaran penerapan CASEL dalam PSE dikelas khususnya jurusan akuntansi yaitu :

Contoh memproses jurnal dan buku besar

1.Kesadaran Diri (Self-Awareness): siswa merefleksikan dirinya dengan mengidentifikasi kemampuannya dalam mengerjakan tugas tersebut, begitu pula kekurangannya

2. Manajemen Diri (Self-Management): siswa mampu untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku mereka secara efektif untuk mencapai tujuan misal target belajar mata pelajaran akuntansi ,1 minggu saya harus bisa memahami jurnal dan buku besar

3. Kesadaran Sosial (Social Awareness): siswa mampu memahami perspektif dan berempati dengan orang lain. misal menjadi pendengar yang baik dalam kelompok jika teman memberikan penjelasan terkait tugas dan berempati jika menemukan teman dalam kesulitan memahami jurnal dan buku besar

4. Keterampilan Berelasi (Relationship Skills): Kemampuan membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan mengkondisikan diri berkomunikasi dengan baik, aktif berinteraksi dan berkolaborasi, memahami peran masing-masing dalam kelompok

5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making): Siswa mampu teliti dan balance dalam menyelesaikan tugas, mampu mengoreksi kesalahan, memilih untuk mengerjakan tugas tanpa menjiplak hasil kerja teman apabila tugas yang diberikan guru dikerjakan secara individu.

 

Bagaimana bentuk pembelajaran yang menerapkan CASEL di kelas yang diampu?

Bentuk pembelajaran yang menerapkan CASEL pada jurusan akuntansi adalah dengan menggabungkan pembelajaran sosial emosional (PSE) melalui kerangka CASEL dengan mata pelajaran Akuntansi menggunakan metode Experiential Learning dan model Project-Based Learning (PjBL) mata pelajaran akuntansi melibatkan ketelitian, analisis data, pemecahan masalah, dan seringkali membutuhkan kolaborasi.

Experiential Learning:

 Siswa belajar menyimulasikan transaksi bisnis, memproses transaksi, dari jurnal, buku besar, Neraca saldo, Neraca lajur sampai dengan laporan keuangan (laporan rugi laba, laporan equitas, laporan perubahan posisi keuangan). Pengalaman nyata ini menstimulasi pembelajaran Keterampilan Sosial-Emosional (SIklus experiential learning : mengalami, repleksi, berpikir dan Aksi)

Project-Based Learning (PjBL):

PjBL menempatkan siswa di tengah proyek yang relevan di dunia nyata seperti menyusun laporan keuangan untuk bisnis fiktif,  siswa akan menerapkan pengetahuan, berkolaborasi bekerjasama dengan kelompok untuk memecahkan masalah, dan menghadapi tantangan.

Kompetensi pembelajarn CASEL : 

Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi, dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab.

 

Bapak dan Ibu guru, apakah Anda merasa telah menjadi teladan yang baik bagi peserta didik anda?

Tidak, manusia tidak ada yang sempurna, untuk itulah saya belajar disini merefleksi semua pengalaman saya menjadi guru, menjadi guru teladan tidaklah mudah, saya terus belajar dan belajar  untuk menjadi lebih baik setiap harinya. peran saya sebagai guru harus menuntut saya selalu terbuka terhadap umpan balik dari rekan sejawat, orang tua, dan bahkan siswa itu sendiri, dari umpan balik itulah saya merefleksi diri saya, mengevaluasi semua pengalaman saya dan menjadikan refleksi dan evaluasi tersebut sebagai bagian dari perubahan untuk diri saya bahwa saya harus bisa menjadi guru teladan bagi siswanya

 

Dalam lingkungan sekolah, perlukah guru menguasai pembelajaran sosial emosional?

Sangat perlu

Profesi guru banyak tantangan dan tekanan yang dihadapi, terkadang seorang guru dihadapi pada strees yang tinggi dan emosi yang meluap, dengan pembelajaran sosial emosional ini guru dapat mengelola stres dan emosi mereka sendiri dengan lebih baik agar dapat menjaga suasana hati yang positif di kelas ketika guru masuk mengajar, meningkatkan semangat, fokus serta efektif dalam mengajar.

Selain itu, Guru yang menguasai pembelajaran sosial emosional sangat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan dasarnya agar menjadi pribadi yang lebih baik, tidak fokus pada diri sendiri akan tetapi juga pada orang lain dan lingkungan dengan begitu siswa akan mampu mecegah masalah perilakunya

 

Bapak dan Ibu Guru, Anda dapat berkolaborasi dengan rekan sejawat dan Guru BK dalam mengembangkan kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional. Dengan berkolaborasi dan berdiskusi anda dapat meningkatkan pemahaman anda terhadap pembelajaran sosial emosional dan membantu mengembangkan kemampuan sosial emosional diri dan peserta didik.

 

Bentuk Kolaborasi Guru Produktif Akuntansi dan Guru BK dalam Pengembangan PSE

1. Guru Produktif akuntansi bersama Guru BK berdiskusi bersama-sama, melakukan survei atau wawancara untuk  mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan serta tujuan dari pengembangan Pembelajaran SEL

2. Menyusun Program pelatihan bersama dengan melibatkan guru BK dan guru lainnya.

3. Guru Produktif akuntansi, guru BK dan guru mata pelajaran lainnya bersama-sama mengintegrasi Pembelajaran Sosial Emosional kedalam kurikulum agar dapat di implementasikan kedalam mata pelajaran

4. Guru membuat modul ajar dengan menyertakan elemen-elemen Sosial Emosional kedalam kegiatan pembelajaran

5. Guru mengevaluasi dan merefleksikan sebarapa efektif program yang di rencanakan

 

Setelah anda berkolaborasi, Anda dapat memasukkan materi pembelajaran sosial emosional seperti pengelolaan emosi sebagai dasar penyusunan Rencana Pembelajaran atau modul ajar anda.

 

 

Modul Ajar: Dasar-dasar Akuntansi

Topik: Siklus Akuntansi (Memproses Jurnal)

Pendekatan Pembelajaran:

  • Pembelajaran Sosial Emosional (PSE): Mengintegrasikan kerangka CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning).
  • Metode: Experiential Learning (Belajar Berbasis Pengalaman).
  • Model: Project-Based Learning (PjBL).

Integrasi PSE dalam Siklus Akuntansi (Memproses Jurnal)

Fase 1: Tahap Pengenalan Proyek (Proyek "Jurnal Keuangan Bisnis Mikro")

Aktivitas:

  1. Pengenalan Skenario Bisnis Mikro: Guru mempresentasikan studi kasus bisnis mikro fiktif (misalnya, toko kelontong, online shop kecil) dengan transaksi harian yang bervariasi.
  2. Pembentukan Kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (3-4 orang).

Integrasi PSE:

  • Kesadaran Diri (Self-Awareness): Guru mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman pribadi mereka terkait keuangan atau usaha kecil. "Pernahkah kalian membantu orang tua berbelanja? Bagaimana kalian mencatat pengeluaran itu?" (Mengenali emosi awal terkait akuntansi: mungkin rasa penasaran atau justru kebingungan).
  • Keterampilan Sosial (Relationship Skills) - Awal Kolaborasi: Siswa belajar bekerja sama dalam membentuk kelompok, menentukan peran awal, dan mendengarkan ide awal dari setiap anggota. Guru dapat memberikan panduan singkat tentang active listening.

Fase 2: Tahap Pelaksanaan Proyek (Memproses Jurnal)

Aktivitas:

  1. Analisis Transaksi (Experiential Learning): Setiap kelompok menerima serangkaian bukti transaksi (fiktif tapi realistis) dari bisnis mikro tersebut (misalnya, faktur pembelian, kuitansi penjualan, nota kas). Mereka harus menganalisis setiap transaksi untuk mengidentifikasi akun yang terlibat, jenis transaksi (pendapatan, beban, aset, liabilitas, modal), dan dampaknya.
  2. Membuat Jurnal Umum (PjBL Inti): Berdasarkan analisis, siswa secara teliti mencatat setiap transaksi ke dalam jurnal umum. Ini menuntut ketelitian tinggi dalam:
    • Mengidentifikasi tanggal.
    • Memilih akun yang tepat.
    • Menentukan posisi debit/kredit yang benar.
    • Menulis deskripsi transaksi yang jelas.
  3. Identifikasi dan Pemecahan Masalah: Guru dapat menyisipkan beberapa "transaksi bermasalah" atau data yang ambigu untuk memicu pemecahan masalah. Misalnya, transaksi dengan informasi tidak lengkap atau yang membutuhkan interpretasi lebih dalam. Kelompok harus berdiskusi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab mengenai cara menjurnalnya.
  4. Sesi Diskusi Kelompok dan Verifikasi: Setiap kelompok mempresentasikan beberapa jurnal mereka. Kelompok lain dapat memberikan masukan atau pertanyaan.

Integrasi PSE:

  • Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making):
    • Ketelitian: Saat menganalisis bukti transaksi dan mencatat jurnal, siswa dilatih untuk bekerja dengan teliti. Guru menekankan bahwa satu kesalahan kecil dapat memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Refleksi: "Apa dampak jika kita salah mencatat satu angka saja?"
    • Analisis Data: Proses identifikasi akun dan debit/kredit melatih kemampuan analisis data mereka. Mereka belajar memilah informasi esensial dari detail.
    • Pemecahan Masalah: Ketika dihadapkan pada transaksi yang kompleks atau ambigu, siswa harus memecahkan masalah dengan berdiskusi, merujuk kembali teori, dan mencapai konsensus dalam kelompok. Ini mengasah kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang berbasis data.
  • Keterampilan Sosial (Relationship Skills) - Kolaborasi Aktif:
    • Kolaborasi: Siswa bekerja sama untuk menganalisis, menjurnal, dan memecahkan masalah. Mereka belajar mengkomunikasikan ide, menerima masukan, dan berbagi tanggung jawab. Guru mengamati dinamika kelompok dan memberikan feedback tentang cara bekerja sama yang efektif. "Bagaimana kalian membagi tugas agar semua terlibat? Apa yang kalian lakukan jika ada perbedaan pendapat?"
  • Manajemen Diri (Self-Management): Siswa belajar mengatur waktu, fokus pada tugas, dan mengelola frustrasi jika menemui kesulitan dalam analisis atau penjurnalan.

Fase 3: Tahap Presentasi dan Refleksi (Proyek "Jurnal Keuangan Bisnis Mikro")

Aktivitas:

  1. Presentasi Hasil Proyek: Setiap kelompok mempresentasikan jurnal umum lengkap mereka, menjelaskan proses analisis, dan bagaimana mereka menangani transaksi yang menantang.
  2. Sesi Umpan Balik: Guru dan siswa lain memberikan umpan balik konstruktif mengenai keakuratan jurnal dan proses kolaborasi.
  3. Refleksi Diri dan Kelompok (Experiential Learning):
    • Setiap siswa menuliskan refleksi tentang apa yang mereka pelajari secara akuntansi (konsep debit/kredit, jenis akun, dll.).
    • Mereka juga merefleksikan pengalaman sosial emosional: "Bagaimana perasaanmu saat menghadapi transaksi sulit? Bagaimana kalian bekerja sama untuk menyelesaikannya? Pelajaran apa tentang kolaborasi yang kamu dapatkan?"

Integrasi PSE:

  • Kesadaran Diri (Self-Awareness): Melalui refleksi, siswa menjadi lebih sadar akan kekuatan dan kelemahan mereka dalam ketelitian, analisis, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Mereka juga mengidentifikasi emosi yang muncul selama proses tersebut.
  • Manajemen Diri (Self-Management): Refleksi membantu mereka merencanakan strategi untuk meningkatkan ketelitian atau keterampilan kolaborasi di masa depan.
  • Keterampilan Sosial (Relationship Skills): Memberikan dan menerima umpan balik adalah bentuk latihan keterampilan sosial yang penting.

Sebagai seorang Guru harus belajar sepanjang hayat. Dalam mendukung pemahaman anda mengenai pembelajaran sosial emosional, anda dapat belajar dari berbagai pihak, termasuk dosen tamu, tokoh pendidikan, dan lain sebagainya. Apakah ada yang perlu anda perdalam atau ketahui lebih lanjut mengenai topik ini?

 

Ada yang perlu saya perdalam yaitu

Indikator apa saja selain yang dipelajari yang dapat mengukur keberhasilan atau melihat terjadinya peningkatan kompetensi sosial emosional : ketelitian (manajemen diri), integritas (kesadaran diri, pengambilan keputusan bertanggung jawab), atau kemampuan berkolaborasi (keterampilan berelasi) dalam mata pelajaran akuntansi

 

Setelah anda mempelajari pembelajaran sosial emosional, bagaimana pembelajaran sosial emosional dapat dikaitkan dengan mata pelajaran lain?

Setelah saya mempelajari pembelajaran sosial emosional ini, saya dapat menarik kesimpulan bahwa pembelajaran sosial emosional ini dapat dikaitkan dengan mata pelajaran lain, dengan mengintegrasikan ke dalam seluruh aspek pembelajaran, misal mata pelajaran akuntansi dengan mengintegrasi dalam konten pelajaran

 

Anda telah mengetahui bahwa penting bagi Guru untuk menjadi teladan. Mari mencoba membuat rencana pembelajaran dikaitkan dengan pembelajaran sosial emosional, yang berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry! Rencana pembelajaran :

Mengembangkan empati (Empathy & Critical Inquiry) :

a. Penyajian kasus

b. Identifikasi semua pihak yang akan terdampak

 

Analisis jurnal (Mindfulness & Critical Inquiry)

a. Penugasan pemrosesan jurnal : A jurnal yang benar dan B jurnal yang salah

b. latihan Check-in Mindfulness

c. Identifikasi ketidaksesuaian : siswa membandingkan kesdua jurnal dan mengidentifikasi dimana letak penyimpangan pada jurnal yang salah

 Pengambilan keputusan berbasis kasih sayang (Compassion & Critical Inquiry)

Diskusi kelompok : bagaimana melindungi integritas, mematuhi standar akuntansi dan perturan pajak, mencari solusi dan memberikan rekomendasi dengan menolak tekanan dengan argumen etis dan professional

 Diskusi Kelas dan Refleksi Mendalam (Empati, Critical Inquiry & Mindfulness)

a. presentasi dan debat solusi

b. refleksi personal

 

Hal apa yang perlu diperhatikan dalam penerapan experiential learning?

 Hal apa yang perlu diperhatikan dalam penerapan experiential learning adalah :

a. Perencanaan awal yang meliputi :

    1. Elemen Kompetensi pembelajaran sosial emosional

    2. Siklus experential learning

    3. Metode pembelajaran yang dipergunakan

    4. Rancangan aktivitas yang akan digunakan

    5. Pihak-pihak yang terlibat

b. Strategi implementasi experiential learning

c. lembar observasi dan Repleksi

 

Bagaimana menerapakan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?

 menerapakan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain bisa dengan kolaborasi lintas mata pelajaran, guru dapat merancang proyek bersama-sama dengan melibatkan murid dalam kegiatan langsung.

Guru produktif akuntansi berkolaborasi dengan guru Produk kreatif kewirausahaan proyek mengolah barang bekas menjadi nilai jual dengan membuat laporan keuangannya misal ada pembelian bahan dan alat lain yang dibutuhkan sebagai pendukung proyek tersebut kemudian diwujudkan dalam laporan tertulis.

 

Bapak dan Ibu guru, Anda dapat mendemonstrasikan bagaimana menerapkan pembelajaran sosial emosional dengan metode experiential learning!

Dalam pembelajaran Dasar-dasar akuntansi, saya mencoba menerapkan metode Experiential Learning dengan mengintograsikan keterampilan sosial emosional.

Saat membahas topik tentang "menyusun laporan keuangan", saya mengajak siswa belajar menyimulasikan transaksi bisnis, memproses transaksi, dari jurnal, buku besar, Neraca saldo, Neraca lajur sampai dengan laporan keuangan (laporan rugi laba, laporan equitas, laporan perubahan posisi keuangan). Pengalaman nyata ini menstimulasi pembelajaran Keterampilan Sosial-Emosional (SIklus experiential learning : mengalami, repleksi, berpikir dan Aksi)

Aktivitas ini mendorong mereka untuk memahami perbedaan, mengelola emosi saat berdiskusi, dan menunjukkan empati terhadap perspektif teman sekelas.

Setelah kegiatan berlangsung, kami melakukan sesi refleksi bersama untuk mengenali perasaan mereka salama proses, tantangan yang dihadapi, serta nilai nila kebersamaan yang muncul.

Dari sini, saya menyadari bahwa Pembelajaran Sosial Emosional dapat menyatu dengan materi pelajaran secara alami melalui metode Experiential Learning.

Murid tidak hanya memahami konsep persatuan secara teoritis, tetapi juga merasakannya melalui pengalaman langsung yang jauh lebih membekas dan bermakna.

 

Bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya?

Selama saya menjadi guru, saya berusaha menjadi guru yang tidak hanya memberikan teori, tetapi juga berusaha untuk selalu membimbing murid untuk belajar melalui pengalaman nyata dan selalu berusaha memberikan kedekatan secara emosional (EMC)

Setelah mengenal metode experiental learning ini, ternyata selama ini tanpa disadari penerapannya sudah diterapkan akan tetapi belum terintegrasi dengan pembelajaran yang telah dirancang pada modul ajar.’

Meskipun penerapannya belum sempurna, saya akan terus belajar dan mengevaluasi agar metode ini terintegrasi dalam pembeljaran yang akan saya rancang Kembali

 

Anda dapat bekerjsama dengan Guru lain, mengembangkan jejaring dengan teman sejawat, orang tua, atau narasumber lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai experiential learning.

 Sebagai guru, saya menyadari bahwa penerapan experiental learning akan lebih efektif dilakukan secara kolaboratif

Untuk itu, saya akan berusaha semaksimal berkolaborasi dengan guru disekolah, dengan guru lain diluar sekolah, melibatkan orang tua dalam proyek, dan menghadirkan narasumber dari industri yang professional dalam bidangnya.

Kolaborasi ini dapat memberikan saya pemahaman yang lebih luas, mungkin saja dapat melahirkan ide-ide baru dalam merancang pengalaman belajar, menemukan solusi bagaimana metode experiential learning akan efektif diterapkan

 

Mari mencoba mengembangkan Rencana Pembelajaran berdasarkan experiential learning!

 Pengembangan Rencana Pembelajaran berdasarkan experiential learning pada komponen PSE yaitu keterampilam sosial Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry (EMC)

 Mengembangkan empati (Empathy & Critical Inquiry) :

a. Penyajian kasus

b. Identifikasi semua pihak yang akan terdampak

 Analisis jurnal (Mindfulness & Critical Inquiry)

a. Penugasan pemrosesan jurnal : A jurnal yang benar dan B jurnal yang salah

b. latihan Check-in Mindfulness

c. Identifikasi ketidaksesuaian : siswa membandingkan kedua jurnal dan mengidentifikasi dimana letak penyimpangan pada jurnal yang salah

 Pengambilankeputusan berbasis kasih sayang (Compassion & Critical Inquiry)

Diskusi kelompok : bagaimana m elindungi integritas, mematuhi standar akuntansi dan perturan pajak, mencari solusi dan memberikan rekomendasi dengan menolak tekanan dengan argumen etis dan profesional

 Diskusi Kelas dan Refleksi Mendalam (Empati, Critical Inquiry & Mindfulness)

a. presentasi dan debat solusi

b. refleksi personal

 

Bapak dan Ibu Guru, mari kita memahami gaya belajar dari peserta didik kita!

Gaya belajar siswa bermacam macam, karena bermacam-macam inilah mereka dikatakan unik, ada yang suka belajar dengan hanya mendengarkan guru, ada juga suka dengan hanya melihat video, bahkan ada yg suka kedua-dua,,,dilain hal ada juga siswa yg hanya suka dengan gurunya sehingga dia menyukai mata pelajaran yang di ampun, ataupun sebaliknya

saya sebagai guru harus memahami gaya belajar dan perilaku mereka satu persatu,  perilaku mereka sangat berhubungan dengan gaya belajar mereka, dulu saya tau keadaan itu akan tetapi saya tetap melaksanakan proses pembelajaran dengan rancangan pembelajaran/modul ajar yang sudah saya buat, ternyata proses pembelajaran menjadi kurang efektif dan tidak sasaran dibuktikan adanya keluhan dari siswa tentang apa yang menjadi kemauannya.

Saya mulai mencoba mengamati lebih dalam perilaku mereka (siapa yang lebih focus, siapa yang diam, siapa yang aktif dan siapa yang suka melamun tapi paham saat praktik, dan lain-lain)

Disana saya menyadari bahwa saya merubah pola mengajar saya dengan mulai mengkombinasikan gambar pada tayangan slide terkait materi, membuat LKPD praktik jurnal yang tidak menyusahkan siswa yang harus menggaris, membuat kolom, cukup membuang energi dan memerlukan waktu yang lama, menjelaskan dengan durasi pendek tapi siswa paham dan dapat terarah dalam mengerjakan proyek, menghasilkan proyek dan memepresntasikan dengan keinginan mereka

Ternyata dengan saya merubah pola mengajar saya, saya memahami bahwa dengan memperhatikan gaya belajar mereka melalui perilaku mereka sehari-hari, saya memperoleh hasil bagaimana gaya belajar mereka, sehingga saya bisa mengkondisikan pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi dengan pembelajaran PSE dikombinasikan dengan model PjBL, proses pembelajaran akan membuat siswa aktif, percaya diri dan menjalin kedekatan emosional lebih hangat antar guru dan siswa

 

Peserta didik adalah individual yang unik dan memiliki gaya belajar tertentu. Bagaimana kita sebagai guru dapat mengakomodasi mereka?

1.    Pahami Gaya belajar siswa dengan memperhatikan tiga gaya belajar siswa yaitu :

a.     Visual ; Siswa yang belajar lebih baik melalui gambar, grafik dan tayangan visual

b.    Auditorial : Siswa yang mengandalkan pendengaran seperti diskusi dan penjelasan verbal

c.     Kinestetik : Siswa yang menyukai aktivitas fisik dan pembelajaran melalui pratikum atau simulasi

2.     Pendekatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan berdiferensiasi, mengkombinasikan siswa yang gaya belajarnya Visual, Auditorial, Kinestetik dalam satu mata pelajaran, missal siswa diberi pilihan tugas atau proyek dan hasil tugas ataupun hasil proyek yang mereka kerjakan tersebut bisa dengan membuat video atau membuat peta konsep, mind map atau poster

3.     Pendekatan individualisasi dengan menyesuaiakn tugas mereka sesuai kebutuhan, missal dengan memberikan waktu tambahan untuk tugas tertentu atau bisa dengan memodifikasi tingkat kesulitan

4.     Berikan umpan balik, refleksi

5.     Menggunakan Teknik belajar kolaboratif, kelompok, diskusi terbuka ataupun debat

6.     Manfaatkan teknologi Pendidikan dalam tahap penilaian, bisa menggunakan platform pembelajaran online, missal quizizzz, google form, dan lain-lain

 

Anda sebagai guru dapat membuat program yang dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan lingkungan sekolah yang lebih positif!

 Sebagai guru saya memperhatikan gaya belajar siswa yang bermacam macam, mulai dari kebutuhan, minat, bakat, prilaku bahkan cara belajar, untuk itu mencoba merancang program yang bertujuan menumbuhkan semangat belajar dan menciptakan lingkungan yang lebih positif bagi peserta didik

Program yang akan saya buat adalah

1.     Memberikan support penghargaan melalui apresiasi kepada peserta didik atas pencapaian yang dilakukan baik atas pencapaian dirinya sendiri maupun kelompok.

2.     Membuat pojok dialog “kenal dekat akan lebih paham”, untuk siswa yang betul-betul belum paham ataupun malu bertanya langsung didalam kelas

3.     Membangun komunikasi dengan guru BK dan guru mata pelajaran lainnya “Bincang peserta didik” untuk menggali informasi prilaku, minat, bakat dan gaya belajar peserta didik

4.     Menjalin komunikasi dengan orang tua dengan program 1 semester “kenal anak lebih jauh” untuk kolaborasi orang tua dan siswa, orang tua dengan guru dan siswa dengan guru, agar seiring sejalan dengan visi misi sekolah

5.     Melakukan 7 Kebiasaan baik, melakukan praktik baik

 

 

 

Untuk mempertajam pemahaman anda mengenai experiential learning, Anda memerlukan orang lain yang dapat menjadi inspirasi. Apakah masih ada hal yang perlu Anda pahami atau ketahui lebih lanjut? Ayo dikusikan bersama dengan rekan guru lain atau narasumber lain!

 

Dalam memahami dan menerapkan Experiential Learning secara lebih mendalam, saya menyadari bahwa saya makhluk sosial yang tidak bisa berjalan dengan sendiri.

Pastinya ide, Inspirasi dan wawasan dari rekan sejawat, guru yang tergabung dalam komunitas belajar, MGMP, narasumber, maupun praktisi pendidikan, sangat saya perlukan.

banyak hal yang ingin saya ketahui lebih jauh, seperti bagaimana merancang pembelajaran mendalam dengan kombinasi pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi dengan pembelajaran PSE dikombinasikan dengan model PjBL serta perluasan indikator-indikator dalam lembar penilaian yang seperti apa dan bagaimana sehingga saya dapat mengevaluasi siswa secara efektif.

 Untuk saya, saya sangat membuka diri untuk berdiskusi, sharing baik dengan rekan sejawat, guru yang tergabung dalam komunitas belajar dan MGMP.

 

 

Bapak Ibu Guru yang bersemangat, bagaimana kita dapat membuat lingkungan sekolah menjadi lebih sejahtera?

 Kesejahteraan sekolah mencakup kondisi fisik, sosial, emosional, dan psikologis yang disebut dengan 4 pilar kesejahteraan sekolah

1.     Having (memiliki) : Menciptakan kebersihan lingkungan sekolah agar bersih dan sehat, nyaman, iklim ruang kelas dan fasilitas yang mendukung

2.     Living (mencintai) : Menciptakan hubungan yang sehat antara siswa dengan guru, siswa dengan teman sebaya, guru dengan siswa dan guru dengan orang tua

3.     Being (menjadi) : saling memahami, saling menghargai dan menghormati dan mendukung kreatifitas siswa

4.     Health (status Kesehatan): Menciptakan Kesehatan fisik dan mental dan siswa

 

Bapak dan Ibu Guru, bagaimana menciptakan sekolah yang menyenangkan? Dimensi apa yang perlu diperhatikan?

 1.    Kondisi Sekolah : sekolah merupakan tempat ke dua yang mereka jadikan sebagai tempat yang mereka rasa aman, nyaman, dihargai, diakui, fasilitas yang memadai dan guru selalu support untuk kemajuan mereka

2.    iklim sekolah : suasana di kelas, komunikasi dengan pola yang sehat, menciptakan hubungan yang sehat dengan semua warga sekolah (guru, siswa dan orang tua).

3.    Potensi : kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi, memberi ruang untuk berkreasi, berimajiansi yang akan menghasilkan ide-ide cemerlang,

4.    Kesehatan : Meenciptakan dukungan mentall membangun ketahanan diri untuk mengurangi tekanan akademik maupun dari lingkungan luar.

 

 

Mengapa semua pihak harus berkolaborasi dalam menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan?

 Semua pihak harus berkolaborasi, karena sekolah adalah sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik dan tak terpisahkan antara satu dengan laiinya. Sekolah merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh dan saling mempengaruhi.

Masing-masing memiliki peran penting menciptakan lingkungan sekolah yang positif, sehat, nyaman, aman dan mendukung proses belajar.

 Tanpa kolaborasi, apa jadinya sekolah, usaha untuk menciptkan lingkungan yang positif tidak akan terwujud, dengan komunikasi yang sebaliknya jika bekerjasama, akan terbentuk sekolah yang menyenangkan.

 

Belajar adalah proses yang dilalui. Bahkan setelah menjadi Guru, kita tetap belajar. Dalam materi ini kita belajar menciptakan lingkungan sekolah yang positif. Bagaimana materi ini terkoneksi dengan topik lain yang sudah anda pelajari?

hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara topik satu dengan topik lainnya ibarat sebuah lingkaran bulat yang berputar pada akhirnya akan menemui ujung dari bulatan tersebut, berkelanjutan, begitulah materi ini tekoneksi dengan topik lain, atau istilah lain Simbiosis Mutualisme

materi ini bersinergi dari semua pembahasan sebelumnya. akhir dari sebuah tujuan dimana guru berusaha mengembangkan Pendekatan Sosial Emosional, mempraktikkan keteladanan, merancang pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dengan melahirkan lingkungan yang positif

 

Pada bagian ini anda dapat merefleksikan kembali situasi selama anda mendidik dan kemudian berusaha menciptakan lingkungan positif di kelas dan di sekolah.

 Selama saya menjadi guru saya berusaha mendidik siswa sebaik mungkin, dengan mempelajari materi dari PPG ini, saya menyadari bahwa iklim sekolah, suasana dalam kelas sangat mempengaruhi semangat belajar murid.

saya mulai mempelajari bahwa guru tidak hanya berfokus pada pengalaman pengetahuan yang mereka kuasai (akademik), akan tetapi guru juga harus fokus pada komponen pembelajaran Sosial Emosional, terutama pada keterampilan sosial yang dimiliki siswa (EMC).

 Saya mulai mempelajari bagaimana menciptakan lingkungan yang lebih positif dalam proses mengajar saya, dimana saya mulai mengubah pendekatan saya, dulu hanya mendengar seperlunya sekarang mulai lebih fokus banyak mendengarkan murid, memberi ruang aman untuk murid berekspresi dan menjalin komunikasi yang lebih terbuka dengan murid dan rekan guru.

 saya selalu menjaga keramahan dan 5S senyum salam, sapa, sopan, santun terhadap murid, memberikan pujian atas usaha mereka sekecil apapun, mulai mengatur suasana kelas agar nyaman, aman dan menyenangkan, dengan prilaku guru tersebut atau sebaliknya murid akan lebih menghidupkan suasana kelas menjadi harmonis,dan muridpun akan bersemangat belajar.

 Refleksi ini, memberikan saya pemahaman yang mendalam bahwa lingkungan positif akan tercipta dimulai dari diri sendiri, niat untuk melaksanakan secara kontinyus dan berprinsip untuk melakukannya setiap hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PPG TAHAP I TAHUN 2025 - POST TEST 1,2,3 MODUL 3 FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

PPG TAHAP I TAHUN 2025 - TES PEMAHAMAN MODUL 2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

PPG TAHAP I TAHUN 2025 - POST TEST 1,2,3 MODUL 1 PEMBELAJARAN MENDALAM DAN ASESMEN